Sungguh beruntung orang-orang Mukmin. Yakni mereka yang khusyuk dalam shalatnya.” (QS Al-Mukminun [23]: 1-2)
Mari kita ingat-ingat kembali. Sudah berapa ribu kali kita shalat? Kalau kita mulai wajib shalat sejak usia 13 tahun (akil balig), katakanlah sekarang usia kita 33 tahun, berarti sudah 20 tahun kita shalat. Seandainya tak pernah sekalipun kita membolos dalam shalat, berarti 20 tahun kali 12 bulan kali 150 kali, hasilnya kurang lebih 36 ribu kali kita shalat.
Nah, dari jumlah tersebut, berapa kali kita shalat yang benar-benar khusyuk? Berapa kali kita shalat yang seluruh perhatian kita, baik pancaindera maupun hati dan pikiran hanya untuk Allah, tidak terganggu oleh ingatan dan perasaan tentang dunia?
Mungkin hal itu bisa kita hitung dengan jari. Bahkan, boleh jadi, belum sekalipun kita merasakan kekhusyukan dalam shalat. Orang yang khusyuk shalatnya adalah orang yang sangat beruntung. Siapa orang yang shalatnya khusyuk hidupnya akan bahagia. Bahkan, kematian pun akan membuatnya bahagia. Ia sama sekali tidak takut mati. Karena setiap shalat ia selalu berdoa, ”Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanya untuk Allah semata.”
Mengapa kita harus takut berjumpa dengan Allah? Bukankah Dia yang kita hadapi saat shalat? Bukankah Dia yang nama-Nya selalu kita sebut-sebut selama ini, sedangkan mati adalah satu-satunya pintu yang membuat kita bisa berjumpa dengan-Nya? Orang yang khusyuk berkeyakinan dalam shalatnya berjumpa dengan Allah, lalu ia selalu merasa dalam perhatian Allah, dalam pendengaran Allah, dalam tatapan Allah, sebagaimana ia wafat akan berjumpa dengan Allah. Allah mencintai hamba-Nya. Hamba itu pun mencintai Allah. Demikianlah kekasih Allah, ia akan tersenyum tatkala jiwanya dipanggil Allah.
”Wahai pribadi yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan ridha dan diridhai. Masuklah dalam kelompok hamba-hamba- Ku yang Aku ridhai. Dan masuklah ke dalam surga-Ku.”
Alangkah beruntungnya orang yang khusyuk dalam shalatnya. Surga perdana di dunia ini, bila Allah memberikan rasa khusyuk di dalam shalat kita.
Alangkah indahnya kalau para pejabat, para pemimpin, dan para wakil rakyat kita khusyuk shalatnya. Indonesia yang adil dan makmur insya Allah segera terwujud. Semoga Allah menjadikan kita hamba-hamba- Nya yang senantiasa khusyuk dalam shalat. Wallahu a’lam bish-shawab.
Oleh : M Arifin Ilham
Tidak ada komentar:
Posting Komentar