Jumat, 10 Februari 2012

Islam sama sekali tak bisa dilepaskan dari sosok Baginda Nabi SAW. Beliau adalah insan yang menerima wahyu dari Allah SWT untuk memberikan pencerahan kepada umat manusia dengan agama yang sempurna ini. Tiada sosok yang patut diagungkan di muka bumi melebihi Baginda Nabi SAW. Segenap keindahan fisik dan budi pekerti terdapat dalam figur Baginda Rasulullah SAW. Mencintai Baginda Nabi SAW adalah bagian dari mencintai Allah SWT. Beliau bersaba:

مَنْ أَحَبَّنِي فَقَدْ أَحَبَّ اللهَ وَمَنْ أَطَاعَنِي فَقَدْ أَطاَعَ اللهَ

“Barangsiapa mencintaiku, maka ia benar-benar telah mencintai Allah SWT. Barangsiapa menaatiku, maka ia benar-benar telah taat kepada Allah SWT.”
Cinta haruslah disertai dengan penghormatan dan pengagungan. Oleh sebab itu Allah SWT memerintahkan manusia agar mengagungkan sosok Baginda Nabi SAW. Allah SWT berfirman:

إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ شَاهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَذِيرًا (8) لِتُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَتُعَزِّرُوهُ وَتُوَقِّرُوهُ

“Sesungguhnya kami mengutus kamu sebagai saksi, pembawa berita gembira dan pemberi peringatan,  supaya kamu sekalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, menguatkan (agama)Nya dan mengagungkan Rasul-Nya.”
Cinta para sahabat kepada Baginda Rasul SAW adalah cinta yang patut diteladani. Dalam hadits-hadits disebutkan bagaimana para sahabat saling berebut bekas air wudhu Baginda Nabi SAW. Meski hanya tetesan air, namun air itu telah menyentuh jasad makhluk yang paling dekat dengan Sang Pencipta. Karena itulah mereka begitu memuliakannya dan mengharap berkah yang terpendam di dalamnya. Ketika Baginda Nabi SAW mencukur rambut, para sahabat senantiasa mengerumuni beliau. Mereka ingin mendapatkan potongan rambut beliau meski sehelai. Dengan rambut itu mereka hendak mengenang dan mengharap berkah Nabi SAW. Demikianlah rasa cinta para sahabat kepada Baginda Nabi SAW.
Primitif
Apa yang berlaku saat ini di Bumi Haramain adalah sesuatu yang bertolak belakang dengan kaidah cinta. Di sana orang-orang Wahabi mengaku mencintai Baginda Nabi SAW, akan tetapi mereka sama sekali tidak menghormati beliau SAW. Mereka bahkan melecehkan beliau dan melakukan perbuatan yang teramat tidak pantas kepada sosok sebesar beliau. Bayangkan saja, rumah yang ditempati beliau selama 28 tahun, yang semestinya dimuliakan, mereka ratakan dengan tanah kemudian mereka bangun di atasnya toilet umum. Sungguh keterlaluan!
kebiadaban WahabiFakta ini belakangan terkuak lewat video wawancara yang tersebar di Youtube. Adalah Dr. Sami bin Muhsin Angawi, seorang ahli purbakala, yang mengungkapkan fakta itu. Dalam video berdurasi 8:23 menit itu, ia mengungkapkan bahwa ia telah melakukan penelitian selama bertahun-tahun untuk mencari situs rumah Baginda Nabi SAW. Setelah berhasil, ia menyerahkan hasil penelitiannya kepada pihak yang berwenang.
Respon pihak berwenang Arab Saudi ternyata jauh dari perkiraan pakar yang mengantongi gelar Doktor arsitektur di London itu. Bukannya dijaga untuk dijadikan aset purbakala, situs temuannya malah mereka hancurkan. Ketika ditanya oleh pewawancara mengenai bangunan apa yang didirikan di atas lahan bersejarah itu, Sami Angawi terdiam dan tak mampu berkata-kata. Si pewawancara terus mendesaknya hingga akhirnya ia mengakui bahwa bangunan yang didirikan kelompok Wahabi di atas bekas rumah Baginda Nabi SAW adalah WC umum. Sami Angawi merasakan penyesalan yang sangat mendalam lantaran penelitiannya selama bertahun-tahun berakhir sia-sia. Ia kemudian mengungkapkan harapannya, “Kita berharap toilet itu segera dirobohkan dan dibangun kembali gedung yang layak. Seandainya ada tempat yang lebih utama berkahnya, tentu Allah SWT takkan menjadikan rumah itu sebagai tempat tinggal Rasul SAW dan tempat turunnya wahyu selama 13 tahun.”
Ulah jahil Wahabi itu tentu saja mengusik perasaan seluruh kaum muslimin. Situs rumah Baginda Nabi SAW adalah cagar budaya milik umat Islam di seluruh penjuru dunia. Mereka sama sekali tidak berhak untuk mengusik tempat terhormat itu. Ulah mereka ini kian mengukuhkan diri mereka sebagai kelompok primitif yang tak pandai menghargai nilai-nilai kebudayaan. Sebelum itu mereka telah merobohkan masjid-masjid bersejarah, di antaranya Masjid Hudaybiyah, tempat Syajarah ar-Ridhwan, Masjid Salman Alfarisi dan masjid di samping makam pamanda Nabi, Hamzah bin Abdal Muttalib. Pada tanggal 13 Agustus 2002 lalu, mereka meluluhkan masjid cucu Nabi, Imam Ali Uraidhi menggunakan dinamit dan membongkar makam beliau.
Wahabi tidak rela Masjid cucu Nabi berada di Madinah
Selama ini kelompok Wahabi berdalih bahwa penghancuran tempat-tempat bersejarah itu ditempuh demi menjaga kemurnian Islam. Mereka sekadar mengantisipasi agar tempat-tempat itu tidak dijadikan sebagai ajang pengkultusan dan perbuatan-perbuatan yang mengarah kepada kemusyrikan. Akan tetapi dalih mereka agaknya kurang masuk akal, sebab nyatanya mereka berupaya mengabadikan sosok Syekh Muhammad bin Sholeh al-Utsaimin, salah seorang tokoh pentolan mereka. Mereka mendirikan sebuah bangunan yang besar dan mentereng untuk menyimpan peninggalan-peninggalan Syekh al-Utsaimin. Bandingkan perlakuan ini dengan perlakuan mereka kepada Baginda Nabi SAW.  Mereka merobohkan rumah Baginda Nabi SAW dan menjadikan tempat yang berkah itu sebagai WC umum, kemudian membangun gedung megah untuk Al-Utsaimin. Siapakah sebetulnya yang lebih mulia bagi mereka? Baginda Rasulullah SAW ataukah Syekh al-Utsaimin?
Kacamata UsaiminBangunan berdesain mirip buku itu dibubuhi tulisan “Yayasan Syeikh Muhammad bin Sholeh al-Utsaimin.” Di dalamnya terdapat benda-benda peninggalan Syekh al-Utsaimin, seperti kaca mata, arloji dan pena. Benda-benda itu diletakkan pada etalase kaca dan masing-masing diberi keterangan semisal, “Pena terakhir yang dipakai Syekh al-Utsaimin.”
pena terakhir yang dikeramatkanSungguh ironis, mengingat mereka begitu getol memberangus semua peninggalan Baginda Nabi SAW. Ulama mereka bahkan mengharamkan pelestarian segala bentuk peninggalan Baginda Nabi SAW. Beruntung, sebagian benda peninggalan beliau telah dipindahkan ke Turki. (Ibnu KhariQ)

Kamis, 02 Februari 2012

shalat khusuk~ingat allah

Sungguh beruntung orang-orang Mukmin. Yakni mereka yang khusyuk dalam shalatnya.” (QS Al-Mukminun [23]: 1-2)
Mari kita ingat-ingat kembali. Sudah berapa ribu kali kita shalat? Kalau kita mulai wajib shalat sejak usia 13 tahun (akil balig), katakanlah sekarang usia kita 33 tahun, berarti sudah 20 tahun kita shalat. Seandainya tak pernah sekalipun kita membolos dalam shalat, berarti 20 tahun kali 12 bulan kali 150 kali, hasilnya kurang lebih 36 ribu kali kita shalat.
Nah, dari jumlah tersebut, berapa kali kita shalat yang benar-benar khusyuk? Berapa kali kita shalat yang seluruh perhatian kita, baik pancaindera maupun hati dan pikiran hanya untuk Allah, tidak terganggu oleh ingatan dan perasaan tentang dunia?
Mungkin hal itu bisa kita hitung dengan jari. Bahkan, boleh jadi, belum sekalipun kita merasakan kekhusyukan dalam shalat. Orang yang khusyuk shalatnya adalah orang yang sangat beruntung. Siapa orang yang shalatnya khusyuk hidupnya akan bahagia. Bahkan, kematian pun akan membuatnya bahagia. Ia sama sekali tidak takut mati. Karena setiap shalat ia selalu berdoa, ”Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanya untuk Allah semata.”
Mengapa kita harus takut berjumpa dengan Allah? Bukankah Dia yang kita hadapi saat shalat? Bukankah Dia yang nama-Nya selalu kita sebut-sebut selama ini, sedangkan mati adalah satu-satunya pintu yang membuat kita bisa berjumpa dengan-Nya? Orang yang khusyuk berkeyakinan dalam shalatnya berjumpa dengan Allah, lalu ia selalu merasa dalam perhatian Allah, dalam pendengaran Allah, dalam tatapan Allah, sebagaimana ia wafat akan berjumpa dengan Allah. Allah mencintai hamba-Nya. Hamba itu pun mencintai Allah. Demikianlah kekasih Allah, ia akan tersenyum tatkala jiwanya dipanggil Allah.
”Wahai pribadi yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan ridha dan diridhai. Masuklah dalam kelompok hamba-hamba- Ku yang Aku ridhai. Dan masuklah ke dalam surga-Ku.”
Alangkah beruntungnya orang yang khusyuk dalam shalatnya. Surga perdana di dunia ini, bila Allah memberikan rasa khusyuk di dalam shalat kita.
Alangkah indahnya kalau para pejabat, para pemimpin, dan para wakil rakyat kita khusyuk shalatnya. Indonesia yang adil dan makmur insya Allah segera terwujud. Semoga Allah menjadikan kita hamba-hamba- Nya yang senantiasa khusyuk dalam shalat. Wallahu a’lam bish-shawab.
Oleh : M Arifin Ilham

ketika wajah allah sudah tidak lagi di takuti

Mengapa manusia lebih sungkan,tidak enak hati,takut terhadap manusia lain daripada Allah?
Ketika wajah Allah sudah tidak lagi ditakuti..tidak lagi dihargai..
Sebenarnya manusia tidak layak lagi mengharapkan sesuatu dari Dia yang Maha Sempurna..
Umpamakan pada diri kita sendiri,ketika orang lain kita tolong,kita beri yang dia minta,lantas dia kurang ajar pada kita,apa perasaan kita? keadaan paling sabar adalah berkata dalam hati betapa orang itu tidak tahu diri,sehingga berikutnya kitapun tidak akan memperhatikannya.
Jangan salahkan Allah atas keadaan buruk yang terjadi pada kita..
Jangan pernah bilang Allah tidak adil karena tidak memberikan apa yang kita minta seperti yang diberikan pada orang lain…
Karena kita sendiri yang lebih suka memilih jalan sulit ketimbang jalan lurus
jalan sulit yang disisi kiri kanannya berjajar kenikmatan yang setiap saat siap memuaskan nafsu kita,yang membuat kita tidak lagi suka menapaki jalan lurus yang sering penuh kerikil tajam dan lebih membutuhkan kesabaran untuk melewatinya.
Ketika wajah Allah sudah tidak lagi ditakuti..
Bayangkan wajah ibunda..
Kala kita memilih jalan sulit,beliaulah orang pertama yang akan kecewa,sedih,menangis.
Apakah beliau belum cukup juga membuat kita keluar dari jalan sulit ke jalan lurus?
Jika demikian brarti hati kita telah mati,naudzubillah.

Rabu, 01 Februari 2012

keindahan pantasi cinta

Riuh... ramai... gaduh... dan penuh kegembiraan
Taman hati berwarna warni
Panggung rumah paru-paru berdiri kokoh
Kolam cinta mengalir indah keawan kasih

Badan terasa sejuk...
Segar tak terkirakan
Rumput selaput nadi bergoyang lembut
Di tiup angin cinta sejati

Burung camar jantung menukik pelan
Hinggap di pohon tulang iga putih
Matanya melihat kearah taman hati
Pandangannya terpesona oleh pemandangan cantik

Bidadari cinta dan pangeran kasih sayang
Bersenda gurau diangan yang tinggi
Hati pun gembira...
Jiwa pun lega...

Ya Allah...
Abadikan keadaan ini
Agar menjadi pedoman
Bagi hati yang saling menyatu

Mentari sanubari tersenyum riang
Alam jiwa bergembira ria
Serentak...
Jiwa0jiwa riang berdansa di sekitar taman hati
Oooh...
Indahnya fantasi cinta

KEAGUNGAN ILAHI

Ratu malam sang rembulan
Raja siang sang matahari
Keduanya selalu bertentangan,

Tarik menarik
Dorong mendorong
Saling menguasai,
Seolah selalu bertanding tiada henti

Tiada yang kalah
Tak ada yang menag,
Karena dengan kedua sifat yang bertentangan ini
Seluruh alam semesta bergerak!

Dunia berputar,
Saling mengisi,
Yang satu melengkapi yang lain
Tanpa yang satu
Takkan ada yang lain,

Siang dan malam
Terang dan gelap
BAik dan jahat
Tanpa yang satu,
Apakah yang lain itu akan ada?
Tanpa adanya gelap,
Dapatkah kita mengenal terang?

Inilah sebuah kenyataan
Yang telah dikenhendaki Allah
Tanpa kehendaknya, takkan terjadi apa-apa

ANDAI TAKDIR TAK BERPIHAK PADAKU

Aku sendiri di sini Yang selalu Mengharap hadir mu
Menanti Kasih sayang yang sempurna kian hari ku mengharapmu
Tuk mendampingi ku yang tak mampu menatap cinta lain Yang tak
sanggup berdiri seperti dulu
Harus kemana lagi aku berjalan Mencari dirimu yang penuh dengan cinta
Haruskah aku terus berjuang Menelusuri ranjau yang penuh duri?

Aku tak mengharap lebih darimu
Hanya Cintamu yang kuingin
Hanya Kasih sayang mu yang harap
Andai takdir tak berpihak padaku
Berilah aku kesempatan tuk mencarinya
Mencari orang yang bersedia menggantikanmu
Walau berat rasa hati ini tuk menggantimu